Kisah Pengusaha Sukses yang Mampu Bangkit dari Kerugian Ratusan Juta
Hari ini saya akan menceritakan bagaimana kisah pengusaha sukses yang mampu bangkit dari kerugian ratusan juta. Semoga kisah pengusaha sukses ini mampu memompa semangat Anda untuk selalu berpikir positif dan bangkit dari kegagalan.
Riza Yuda Prasetya… adalah alumnus Universitas Gajah Mada yang kini sukses berbisnis kerajinan. Perkenalan Riza (panggilan akrab beliau) dengan dunia usaha dimulai tahun 2002 sewaktu masih Kuliah di UGM. Dia bersama teman-teman kuliah mengelola sebuah Event Organizer dan secara kebetulan, Riza ditunjuk sebagai pimpinannya.
Usaha ini hanya berjalan selama kurang lebih satu tahun dikarenakan satu persatu anggota EO tersebut lulus dan bekerja di banyak perusahaan. Walhasil jalannya organisasi milik Riza tersebut menjadi timpang. Walaupun pada waktu itu Riza sempat menjadi manager event organizer di sebuah perusahaan internasional dengan durasi kontrak selama satu tahun, nampaknya usaha tersebut tidak bisa diteruskan lagi.
Akhirnya Riza memutuskan untuk menghentikan usaha Event Organizer-nya. Beruntungnya, ia dapat melihat sebuah peluang usaha yang ia rasa cukup berprospek tidak lama setelah ia memutuskan berhenti dari usaha pertamanya. Peluang usaha tersebut adalah membuat kerajinan dari karton atau kardus ataupun bahan bambu, sesuatu yang sama sekali tidak ia bayangkan sebelumnya.
Berkat keseriusannya, ia mampu menggandeng salah satu eksportir di Jogja yang bernama “Out Of Asia” untuk menangani pemasaran produknya. Akhirnya Riza mendapatkan sebuah proyek besar dari “Out Of Asia” untuk mengerjakan box dari karton yang akan di jual ke luar negeri.
Produk yang ia buat adalah tempat lilin yang dijual ke Amerika serta tempat coklat dijual ke Jerman. Proyek itu berjalan selama 6 bulan dan Riza mengaku banyak mendapatkan keuntungan dari kerjasama itu. Dari keuntungan proyek tersebut, Riza mampu membeli 3 unit mobil dan mulai membuka jasa rental mobil.
Setelah keberhasilannya menangani proyek dari “Out of Asia” tersebut, ide bisnis Riza mulai “bergerak”. Ia pun mulai melirik bisnis furniture atau mebel yang saat itu prospeknya sangat menjanjikan. Keuntungan yang ia dapatkan bisa berlipat dibandingkan dengan bisnis kerajinan.
Dia juga berpikir bahwa daerah asalnya, Blora, mempunyai sumber kayu jati yang terkenal sehingga diharapkan bisa mendukung produksi yang prima.
Akhirnya Riza memutuskan untuk bekerjasama dengan beberapa rekannya untuk menggarap pesanan furniture dari Italia. Setelah diadakan beberapa pertemuan dengan rekan-rekannya, akhirnya disepakati untuk mengerjakan proyek itu bersama-sama.
Di sinilah prahara bisnisnya muncul. Riza salah dalam memilih bahan kayu jati. Yang seharusnya kekeringan kayu jati tersebut 19%, ia sudah melakukan proses produksi ketika kekeringan baru mencapai angka 21%.
Setelah furniture tersebut selesai ia produksi dan dimasukkan ke dalam kontainer untuk dikirim ke Italia, masalah demi masalah muncul. Kekeringan yang tidak sesuai membuat furniture yang berada di dalam kontainer dengan suhu yang panas membuat lem yang ia gunakan untuk merekatkan kayu mulai renggang. Sesampainya di pelabuhan Italia, barang kiriman dari Riza ditolak buyer karena tidak sesuai dengan pesanan. Akibatnya fatal !! Untuk kesalahan tersebut, Riza harus menanggung kerugian ratusan juta rupiah. Dan untuk menutupi kerugiannya, ia dengan terpaksa harus menjual seluruh unit mobil yang dia miliki.
Dari situ pria berambut panjang ini mulai menyadari kesalahannya dan belajar bahwa segala sesuatunya harus dilakukan dengan fokus. Tidak berpindah-pindah usaha sebelum benar-benar menguasainya walaupun keuntungan bisnis lain tersebut menggiurkan. Akhirnya Riza memutuskan untuk kembali fokus menekuni bisnis kerajinan yang sempat ia abaikan.
Dan tepat pada tahun 2005, mantan pemimpin aktivis mahasiswa ini mulai mengembangkan bisnisnya untuk merambah ke bisnis kerajinan tas yang ia pelajari dari beberapa pengrajin yang ada di Kulon Progo. Kerajinan tas ini terbuat dari berbagai macam bahan seperti mendong, pandan, enceng gondok, aggel, daur ulang majalah.
Riza juga mulai aktif untuk menghubungi para eksportir yang ada Jogja dan Pulau Bali, karena fokus utama dari kerajinan adalah untuk pangsa ekspor.
Untuk produksinya, Riza memberdayakan masyarakat sekitar dengan sistem borongan. Misalnya untuk 1 tas akan mendapatkan 5 ribu rupiah dan bergantung dari jenis produk yang bisa diselesaikan. Dia mengaku bahwa pada saat ramai pesanan, ia bisa memberdayakan sekitar 90 orang.
Disamping tenaga borongan, Riza juga mempekerjakan 8 orang pegawai tetap. Bahan baku ia datangkan dari Tasikmalaya, Kulon Progo, Semarang dan Banyuwangi.
Disamping memenuhi pesanan eksportir untuk luar negeri, Riza juga bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk memasarkan produknya hingga ke kota Bandung, Surabaya, Jakarta, Makasar dan kota-kota besar lainnya. Dalam satu minggu, Riza bisa mengirim sebanyak 10-5 kali kiriman.
Harga produknya pun sangat bervariasi, tergantung jenis dan ukuran. Ia mematok kerajinannya dengan harga 8 ribu rupiah sampai dengan 80 ribu rupiah. Di bisnis ini kerajinan ini, Riza menargetkan keuntungan sebesar 20% dari nilai total produksi. Sedangkan untuk pengiriman, semuanya ditanggung pihak pembeli.
Sebelum menutup pembicaraan, Riza membagikan beberapa kiat sukses bisnis kepada Anda untuk bisa menjadi pengusaha muda Indonesia yang sukses :
- Kita harus membulatkan niat dan tekad untuk bergerak di bidang wirausaha. Dengan kebulatan niat dan tekad itu akan menuntun kita berpikir dan bertindak untuk mengalahkan ketakutan akan kegagalan.
- Selalu berpikir inovatif dan mencari solusi terhadap setiap masalah yang dihadapi.
- Selalu mengamati perilaku pasar sebelum mengambil sebuah tindakan. Misalnya jangan terlalu cepat mengeluarkan produk inovatif yang baru jika produk yang lama trendnya masih meningkat. Jika terlalu cepat mengeluarkan model baru bisa mengakibatkan tergerusnya pasar produk yang lama.
Oh iya, sebelum saya akhiri kisah pengusaha sukses ini, Riza membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin bekerjasama dengan dia untuk pemasaran produknya. Anda berminat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar